Sudah dua puluh dua tahun. Oh,.. aku malu menyebutnya. Di usiaku
yang tidak lagi sedikit ini aku merasa begitu kosong. Ini bukan sekedar soal
usia, bukan soal kulit yang menua, dan tubuh yang tidak lagi sama, ini tentang
kebermanfaatan hidup.
Tanganku miskin karya.
Otakku Miskin ide. Ciut hatiku melihat teman-teman bahkan adik-adik yang
umurnya jauh lebih muda tetapi sudah mampu menghasilkan banyak karya. Aku
malu.. aku merasa hina.
“Apa karya terbaikmu yang bisa kamu banggakan?” Tanya
seorang yang mungkin usianya lebih muda dariku dalam suatu wawancara perekrutan.
Aku tersentak. Seperkian detik berikutnya nyaliku jatuh pada
level paling rendah.
“Tidak ada”.
Dua puluh dua tahun usia masih jadi manusia yang kosong. Hidupku
masih jauh dari berguna. Lima kali sehari usai shalat memohon agar menjadi manusia
yang bermanfaat tetapi masih tak bersungguh-sungguh melaksanakannya.
Tidak! Tidak! Tidak!
Aku tidak ingin terus begitu. Aku harus berkarya. Bersungguh-sungguh
menjadi manusia berguna.
Ini sebuah tekad. Janji pada hidup
Tuhan.. Kuatkan tekadku.. Tunjukilah jalanku.
0 comments:
Post a Comment