Tuesday 27 November 2012 | By: Hanifah Fitri

Mungkin Belum Tiba Waktunya

Memenuhi separuh agama, ternyata tak semudah yang kuduga. Dulu, dengan mudahnya membuat target. Kini, waktu membawaku semakin mendekat kepada satu babak baru dalam hidup. Babak dengan memasukinya seorang wanita akan menyandang gelar baru, gelar yang InsyaAllah lebih mulia.
Semakin waktu mendekat. Menyaksikan realita sekitar, sulit rasanya melangkah. Padaahal, tugas wanita melangkah tak seberat tugas seorang pria. Tetapi untuk sekedar bisa mengatakan “ya”. Lidah kaku dan kelu. Sebab itu, ku kira ada benarnya mengapa Rasulullah SAW mengatakan, “Diamnya seorang gadis, berarti ‘ya’”.
Dalam hati, kenapa masih selalu sulit untuk menerima. Berkali-kali mengalak, padahal, dalam setiap doa usai shalat. Tak henti meminta, diberikan seorang imam hidup pengganti ayah, yang baik, sholeh, lagi menentramkan. Meski begitu, tetapi diri masih sulit membuka hati.
Ku kira, memang belum tiba waktuku. Ku kira masih perlu kutambal sebagian lagi imanku. Bukankah untuk menyempurnakan separuh agama, berarti harus ada bekal separuh agama lagi ?.
Kapan, dan dengan siapa masih sebuah misteri. Misteri yang didalamnya mengandung ujian. Ujian dalam keistiqomahan.
Wanita baik-baik, akan mendapatkan laki-laki yang baik pula. Itu saja. Biar waktu yang membuka hati, Biar Allah yang memudahankan dan menunjukkan jalan.
Biarlah Yang Maha membolak-balikan hati membimbing takdir kita,                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
Tuesday 6 November 2012 | By: Hanifah Fitri

Salam Perpisahan Multiply (Posting Terakhir di Multiply)

Rasanya rindu sekali ingin banyak bercerita di MP. Sulit menyadari bahwa ternyata usiamu begitu singkat. Mungkin lebih pendek dari usiaku,

Harus aku akui, Mp memang tidak seasik situs blog yang lain, Mp memang punya banyak keterbatasan. Tapi dari MP terlanjur banyak kisah perjalanan hidup yang ku tulis. Tentang harapan, suka, duka, dan segalanya yang seolah menjadi prasasti catatan sejarahku dalam perjalanan memperoleh hidayah.

Semakin lama, MP semakin sepi. Tapi anehnya, aku jusru merasa semakin nyaman. Jauh dari keramaian jejaring sosial yang menjemukan, Bersama MP aku merasa menemukan diriku sendiri. Dalam dunia milik sendiri.

Akhirnya,
Aku hanya ingin berterima kasih pada MP, karena selama lima tahun kita bersama. Mp sudah menjadi sahabat yang rela menjadi pelampiasan kekecewaan, sudah mau mendengar mimpi-mimpiku, sudah mengajarkanku banyak cerita yang membuatku sedikit banyak mengerti hidup.

Terimakasih MP. Terimakasih untuk segalanya.