Tuesday 4 August 2009 | By: Hanifah Fitri

Sepenggal Kisah

Sepenggal kisah yang  tak seberapa namun tak biasa, kisah klasik yang selalu berulang ditiap tahunnya. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya karena dari sini aku belajar, bahwa setiap jiwa bertanggung jawab akan dirinya masing-masing. Seberapa besarpun kita mencintainya.

Sesungguhnya segala sesuatu yang tengah separuh jiwa diusahakan tak selalu mendatangkan hasil yang menyenangkan. Namun disini kembali didatangkan pertanyaan,

"Sudahkah kita ikhlas?"

karena semakin ikhlas kita punya niat semakin mudah kita berjalan, semakin bisa kita menerima semua ketentuan dan disinilah terletak ujiannya!

Tak akan ada satupun, walau sebesar debu, amalan yang sia-sia apabila diniatkan dengan niat yang tulus dan hati yang ikhlas kepada yang Maha Menilai. Akan tetapi apalah daya, karena hati ibarat kristal cantik yang mengkilat, suatu saat akan ada debu yang menghinggap. 

Kejernihan hati ini mengeruh diliputi dosa-dosa yang terus bertambah. Nian hari nian hitam, nian tebal, dan nian mengeras seperti batu. Kini dia tak bisa lagi seperti air yang mengalir hingga bisa begitu apik melewati celah-celah sempit, dingin dan menyejukkan.

Maka kembali lagi kita diingatkan, dengan kasih cinta Tuhan yang Maha Penyayang

"Sudahkah kita ikhlas?"

.........................................
Semoga Allah memberi kita waktu dan kemampuan untuk mengelap debu-debu yang menempel pada kristal. Beginilah Tuhan punya cara. Meretakkan batu hati hingga begitu sakit kita rasa, tapi dari sinilah kita bisa mulai..! Agar suatu hari kita bertemu denganNya bisa kita bersembahkan hati putih jernih seindah kristal.

Semoga Allah beri kita kemampuan, dan keberkahan.