Ketika bahagia, duka, cita, cinta, dan kecewa bersatu menjadi sebuah cerita
Pages
Labels
Powered by Blogger.
Popular Posts
-
Kemarin sedang ada persiapan acara silaturahmi bersama keluarga. Seluruh rumahku dipenuhi banyak orang dan barang-barang. Hanya dikamar oran...
-
Aku ingin pergi. Meninggalkan bagian sisi buruk hidup yang akhirnya menjadi rutinitas. Meninggalkan puing-puing kenangan yang susa...
-
Mendengar nama Ibu July Oktalia maka yang terbayang adalah sosok seorang wanita sholehah yang cerdas, lembut, dan keibu...
-
Rasanya rindu sekali ingin banyak bercerita di MP. Sulit menyadari bahwa ternyata usiamu begitu singkat. Mungkin lebih pendek dari usiaku, ...
Mengenang masa SMA
Akhirnya ketemu juga tuh video. Entah siapa pembuat video itu aku tidak tahu. Sejenak menonton videon itu, menyaksikan gambar demi gambar ia berputar, memutar ingatanku bertahun-tahun yang lalu. Saat masih mengenakan baju putih abu-abu. Benar kata orang, masa-masa SMA adalah masa-masa yang sulit dilupakan.
Tak terasa air mata nyaris menetes menontonnya. Ntah sudah keberapakali aku menontonnya. Bahkan rasanya dahulu aku sudah menghafal isi videonya. Akan tetapi, aktifitas yang kumiliki seolah tidak memberiku kesempatan untuk merefleksikan diri sejenak.
Sudah sekian lama hari-hari itu berlalu. 5 tahun, waktu yang ternyata cukup untuk melihat fakta berbalik. Aku ingat saat itu, saat-saat kami masih berada dalam ikatan payung lembaga dakwah sekolah. Kami masih sama-sama beajar memperbaiki diri, dengan gaya khas kami. Kami selalu bersama merajut suka duka masa SMA.
Aku pandangi lagi lekat-lekat wajah mereka dahulu. senyum mereka yang tampak lugu dengan pancaran ekspresi penuh semangat dan siap menghadapi tantangan dakwah selanjutnya. Senyum yang aku cari-cari dan sulit aku temui. Bagaimanakah mereka sekarang? kemana wajah-wajah itu?
Tiba-tiba hati jadi semakin sedih. Betapa kini sudah sulit bertemu. Masing-masing mulai sibuk dengan pilihan hidup yang mereka pilih. Sebagian terbawa arus zaman lalu "menghilang". Kini yang tersisa hanya sebagian kecil yang juga kekurangan bantuan. Ternyata kami tidak bisa mempertahankan saudara-saudari kami. Dan ternyata kami tidak bisa mempertahankan estafet dakwah seindah dulu. Akupun jadi teringat kata-kata seorang adik kelasku "beruntungnya seandainya aku bisa terlahir lebih awal, sehingga aku bisa merasakan indahnya ukhuwah seperti yang kakak-kakak rasakan". Tak tahu harus berkata apa. Tetapi masih berharap semoga masa-masa itu bisa kembali.
mengutip kata-kata dari video itu
seberat apapun beban kita hari ini..
sekokoh apapun cobaan yang harus kita hadapi..
sejenuh apapun hari-hari yang kita lalui..
sebesar apapun kegagalan yang kita rasakan..
jangan pernah berhenti berharap pada pertolongan ilahi..
InyaAllah
Tak terasa air mata nyaris menetes menontonnya. Ntah sudah keberapakali aku menontonnya. Bahkan rasanya dahulu aku sudah menghafal isi videonya. Akan tetapi, aktifitas yang kumiliki seolah tidak memberiku kesempatan untuk merefleksikan diri sejenak.
Sudah sekian lama hari-hari itu berlalu. 5 tahun, waktu yang ternyata cukup untuk melihat fakta berbalik. Aku ingat saat itu, saat-saat kami masih berada dalam ikatan payung lembaga dakwah sekolah. Kami masih sama-sama beajar memperbaiki diri, dengan gaya khas kami. Kami selalu bersama merajut suka duka masa SMA.
Aku pandangi lagi lekat-lekat wajah mereka dahulu. senyum mereka yang tampak lugu dengan pancaran ekspresi penuh semangat dan siap menghadapi tantangan dakwah selanjutnya. Senyum yang aku cari-cari dan sulit aku temui. Bagaimanakah mereka sekarang? kemana wajah-wajah itu?
Tiba-tiba hati jadi semakin sedih. Betapa kini sudah sulit bertemu. Masing-masing mulai sibuk dengan pilihan hidup yang mereka pilih. Sebagian terbawa arus zaman lalu "menghilang". Kini yang tersisa hanya sebagian kecil yang juga kekurangan bantuan. Ternyata kami tidak bisa mempertahankan saudara-saudari kami. Dan ternyata kami tidak bisa mempertahankan estafet dakwah seindah dulu. Akupun jadi teringat kata-kata seorang adik kelasku "beruntungnya seandainya aku bisa terlahir lebih awal, sehingga aku bisa merasakan indahnya ukhuwah seperti yang kakak-kakak rasakan". Tak tahu harus berkata apa. Tetapi masih berharap semoga masa-masa itu bisa kembali.
mengutip kata-kata dari video itu
seberat apapun beban kita hari ini..
sekokoh apapun cobaan yang harus kita hadapi..
sejenuh apapun hari-hari yang kita lalui..
sebesar apapun kegagalan yang kita rasakan..
jangan pernah berhenti berharap pada pertolongan ilahi..
InyaAllah
Subscribe to:
Posts (Atom)
Salam Kenal
- Hanifah Fitri
- Seseorang yang diajarkan bijaksana melalui cerita. Saat ini masih belajar mengkristalkan peristiwa untuk sekedar mengukir prasasti hidup milik sendiri melalui blog ini ^^
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa merubah.
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menghibur.
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menemani.
menulislah! Karena dunia ini akan jauh lebih baik jika semua orang pintar menulis —bukan pintar bicara.
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menghibur.
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menemani.
menulislah! Karena dunia ini akan jauh lebih baik jika semua orang pintar menulis —bukan pintar bicara.