Saturday, 14 August 2010 | By: Hanifah Fitri

Lembaran Baru.

Ketika aku menguatkan hati untuk melupakanmu, sekejap rasa kekecewaan menghinggapiku. Sebagian berbisik, "kau tak akan mampu, kau terlalu menaruh harap padanya, atau mungkin, kau terlalu mencintainya".

"ah benarkah?". Aku yakin aku bisa. Aku akan membuka lembaran baruku. Aku akan sanggup melepaskan belenggu yang terlihat manis tapi menyiksa. Aku harus mematuhi peraturan bahwa aku akan pergi. Aku tidak akan lagi "melihat" kecuali memang "terlihat". Aku tidak akan lagi mendengar kecuali memang "terdengar dan aku tidak akan mencari tahu apa-apa tentangmu. Karena aku, semakin aku tahu semakin aku sulit melupakanmu.

Terkadang ada bisikan "Mungkin saja kau mampu melupakannya, akan tetapi mampukah kau mendapat yang lebih baik darinya?".

Aku diam, aku pun tak tahu. Inilah misteri hidup. Tapi aku akan tetap pergi! Karena ini semua terkadang menyiksaku. Memenuhi hari-hari dan pikiranku yang seharusnya bisa aku isi dengan kebaikan. Aku tahu mungkin ini sulit, tapi aku harus mampu karena aku ingin dekat dengan Yang Mahadekat.

Karena cinta sejatinya tidak membelenggu.
Cinta yang baik adalah cinta yang membaikkan untuk mengisi hari-hari dengan kebaikan.

Berpikir bahwa dia bukanlah yang terbaik adalah yang terbaik saat ini. Setidaknya, saat ini. Semua akan baik-baik saja jika saja aku berhasil.

Mari kita akhiri kisah ini.

Terima kasih telah menjadi cinta, asa, dan mozaik kehidupan.


0 comments:

Post a Comment