Ada banyak kata tak sanggup terucap.
Ada Cinta yang tak terungkap.
Ada rindu yang mengiris.
Ada saat hati menyimpan begitu banyak cerita,
kala semua rasa ingin meluap, pecah, dan terlepas
agar tak perlu menangung pedih dari air mata yang tak mampu menetes, hati yang mengeras.
Tapi ada Tuhan yang Maha mendengar.
Semua yang tak tersimpan tak ada yang benar-benar tersembunyi.
Dalam semua rasa yang Engkau tahu, kutitipkan rindu dalam angin yang menghimpun. Pada embun yang menghilang.
Di bawah langit yang membentang, Ku tadahkan tangan usai sujudku. Untuk Setiap anugrah cinta yang Engkau titipkan.
Tuhanku, Kupasrahkan kepadaMu segala akhir.
Ketika bahagia, duka, cita, cinta, dan kecewa bersatu menjadi sebuah cerita
Pages
Labels
Powered by Blogger.
Popular Posts
-
Kemarin sedang ada persiapan acara silaturahmi bersama keluarga. Seluruh rumahku dipenuhi banyak orang dan barang-barang. Hanya dikamar oran...
-
Aku ingin pergi. Meninggalkan bagian sisi buruk hidup yang akhirnya menjadi rutinitas. Meninggalkan puing-puing kenangan yang susa...
-
Mendengar nama Ibu July Oktalia maka yang terbayang adalah sosok seorang wanita sholehah yang cerdas, lembut, dan keibu...
-
Rasanya rindu sekali ingin banyak bercerita di MP. Sulit menyadari bahwa ternyata usiamu begitu singkat. Mungkin lebih pendek dari usiaku, ...
Rantau
Pergi dari rutinitas. Mencari hal-hal yang baru. Menemukan budaya baru. Mencari kawan baru. Bukan kah ini memang keinginanku?.Bukankah aku dulupun sudah menyatakan siap dengan konsekuensi keluar dari semua zona aman dan nyaman ini?.
Benarkah aku memang ingin merantau?
Semua orang menyalamiku, memberikan selamat, sebagian dengan antusias menyatakan bangga. "akhirnya, fah inilah jalan Tuhanmu?"."Inilah, akhir dari perjuangan".
Aku menangis bahagia, beginilah Tuhan punya cara memberikan jalan untuk hamba-hambanya. Rencanaku tahun ini terkabulkan.Allah yang mahabesar menunjukkan kuasanya.
aku akan merantau!
Disaat yang sama pula, aku membeku. Ada rasa lain yang mulai menguasaiku bersamaan dengan rasa bahagia. Mungkin akulah hambaNya yang paling kurang bersyukur. Aku takut, aku cemas, aku sedih.
"ya Allah, benarkah ini jalan yang terbaik menurutmu?, haruskah aku meninggalkan kota ini, meninggalkan kenangan-kenangan indah, juga orang-orang yang sangat kucintai?".
Langkah kaki terasa berat, tapi tekad ini harus kuat. Aku hanya ingin jadi orang yang lebih baik, lebih kuat, lebih berilmu. Hanya itu.
InnAllahama'ana. Lakukan yang terbaik untuk jalan yang terbaik.
Bismillah..
Benarkah aku memang ingin merantau?
Semua orang menyalamiku, memberikan selamat, sebagian dengan antusias menyatakan bangga. "akhirnya, fah inilah jalan Tuhanmu?"."Inilah, akhir dari perjuangan".
Aku menangis bahagia, beginilah Tuhan punya cara memberikan jalan untuk hamba-hambanya. Rencanaku tahun ini terkabulkan.Allah yang mahabesar menunjukkan kuasanya.
aku akan merantau!
Disaat yang sama pula, aku membeku. Ada rasa lain yang mulai menguasaiku bersamaan dengan rasa bahagia. Mungkin akulah hambaNya yang paling kurang bersyukur. Aku takut, aku cemas, aku sedih.
"ya Allah, benarkah ini jalan yang terbaik menurutmu?, haruskah aku meninggalkan kota ini, meninggalkan kenangan-kenangan indah, juga orang-orang yang sangat kucintai?".
Langkah kaki terasa berat, tapi tekad ini harus kuat. Aku hanya ingin jadi orang yang lebih baik, lebih kuat, lebih berilmu. Hanya itu.
InnAllahama'ana. Lakukan yang terbaik untuk jalan yang terbaik.
Bismillah..
Subscribe to:
Posts (Atom)
Salam Kenal
- Hanifah Fitri
- Seseorang yang diajarkan bijaksana melalui cerita. Saat ini masih belajar mengkristalkan peristiwa untuk sekedar mengukir prasasti hidup milik sendiri melalui blog ini ^^
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa merubah.
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menghibur.
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menemani.
menulislah! Karena dunia ini akan jauh lebih baik jika semua orang pintar menulis —bukan pintar bicara.
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menghibur.
Menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menemani.
menulislah! Karena dunia ini akan jauh lebih baik jika semua orang pintar menulis —bukan pintar bicara.